UJUB
Pengertian
Ujub ertinya kehairan-hairanan dalam beramal. Orang yang hairan
kepada dirinya, seolah-olah hanya dialah orang yang paling dekat dengan Tuhan.
Sifat ujub ini amat membahayakan terhadap amal seseorang, sebab hal itu
merupakan benih takabbur dan riak.
Firman Allah s.w.t:
ö@è% ö@yd Lälã¤Îm7t^çR tûïÎy£÷zF{$$Î/ ¸x»uHùår& ÇÊÉÌÈ tûïÏ%©!$# ¨@|Ê öNåkß÷èy Îû Ío4quptø:$# $u÷R9$# öNèdur tbqç7|¡øts öNåk¨Xr& tbqãZÅ¡øtä $·è÷Yß¹ ÇÊÉÍÈ
Katakan (Muhammad): “Apakah akan Kami beritahu padamu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya. Yaitu orang-orang yang telah
sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka
bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (Surah al-Kahfi: 103-104)
Ujub (Mengagumi Diri Sendiri)
Imam Musa al-Kazim (as)
berkata: "Ada beberapa tingkatan ujub.
Salah satunya adalah ketika
perbuatan buruk seseorang di anggap baik oleh dirinya sendiri; ia menilai
perbuatan-perbuatan tersebut sebagai perbuatan baik dan mencintai dirinya
sendiri, dengan membayangkan dirinya sendiri sedang melakukan perbuatan mulia.
Tingkatan ujub lainnya adalah
ketika seseorang percaya bahawa dengan yakin kepada Tuhan bererti ia telah
berbuat baik kepada Tuhan; padahal sesungguhnya Tuhan yang Mahakuasalah yang menganugerahinya
kebaikan (dengan memberkati iman pada dirinya).
Seperti Apakah Perasaan Ujub Itu?
`Ujub adalah perasaan membesar-besarkan kebaikan dan perbuatan baik diri
sendiri, penilaian berlebihan dan merasa puas dengan perbuatannya itu, ditambah
dengan perasaan bahwa dirinya lebih hebat dari yang lainnya. Ia yang memiliki
perasaan ujub menganggap dirinya sendiri tidak memiliki kekurangan dan
kesalahan sama sekali. Sebaliknya, jika seseorang merasa gembira dan bahagia
saat melakukan kebaikan diikuti dengan perasaan rendah hati dan sederhana di
hadapan Tuhan dan bersyukur atas segala karunia Tuhan, itu bukan ujub, namun
tindakan yang terpuji.
Imam Ali (as) berkata: “Ia yang membayangkan
drinya hebat di hadapan Tuhan sebenarnya tidak ada ertinya.
Ketika menggambarkan ciri-ciri orang yang bijak
Rasulullah (saw) bersabda: “Ia menilai perbuatan baik orang lain yang
sedikit sebagai perbuatan baik yang banyak sekali. Namun menganggap perbuatan
baiknya yang banyak itu sebagai perbuatan baik yang sedikit saja.
Berbagai Tingkatan dan Jenis Ujub
§ Tingkat pertama dari sifat ujub berkenaan dengan keimanan
dan percaya pada ajaran ajaran yang benar. Di sini, ia percaya
bahawa ia telah melakukan kebaikan untuk Tuhan dengan meyakini-Nya, atau
dengan menjalankan kewajipan yang diperintahkan-Nya dan Rasul-Nya, atau
dengan menyebarkan pesanan-pesan-Nya, ia merasa telah menyumbangkan kebaikan
bagi agama-Nya. Ia tidak memperlihatkan perasaannya, namun menyimpannya
di dalam hatinya.
§ Tingkat kedua dari ujub terlihat dalam sifat
baik dan kualitas pribadi. Ia merasa menjadi kesayangan Tuhan dan
meggolongkan dirinya sendiri pada mereka yang memang dekat dengan-Nya. Jika ia
mendengar nama awliya-Nya, ia membayangkan diriya sendiri sebagai salah
satu dari mereka, walau ia sesungguhnya mempermalukan dirinya sendiri. Jika
bencana datang menimpanya, ia akan menganggap bahawa hal itu terjadi kerana
kedekatannya pada Tuhan.
§ Tingkat ketiga dari ujub berhubungan dengan perbuatan-perbuatan
luhur. Di sini, ia menganggap dirinya sendiri layak mendapatkan pahala
dari Tuhan sebagai imbalan dari perbuatan dan perilaku baiknya. Ia menganggap
dirinya sebagai orang beriman sejati sehingga sudah seharusnya Tuhan
menyayanginya dan menganugerahinya tempat yang baik di Akhirat. Tetapi di dalam
hatinya ia mempertanyakan keadilan tindakan Tuhan yang membuat orang-orang taat
dan baik justeru menderita, sementara kenikmatan yang diberikan Tuhan pada
mereka yang munafik di dunia ini. Ia berpura-pura bahagia dengan apa yang
dikehendaki Allah dan keadilan Allah baginya. Namun di dalam hatinya ia membenci
Tuhan.
Kesan Buruk Dari Sifat Ujub
Merosakkan keyakinan dan perbuatan manusia
biasa dan juga yang saleh. Menurut tradisi-tradisi yang diriwayatkan oleh Ahlul
Bait (as), sifat ujub lebih buruk daripada perbuatan dosa. Begitu buruknya
sehingga Tuhan lebih baik membuat seorang beriman melakukan dosa supaya
terhidar dari sifat ujub.
Ujub mengakibatkan sejumlah dosa besar
dan sifat-sifat buruk lainnya. Ketika sifat ujub itu mengakar ke dalam hati
manusia mengakibatkan timbulnya kemurtadan dan syirik.
Seseorang bersifat ujub cenderung bersikap riak
(suka pamer) dan nifaq (munafik). Ujub juga mempengaruhi kebiasaannya untuk
berbangga diri.
Imam Ali (as) berkata: “Orang yang memiliki
sifat ujub tidak cerdas.
Imam Ali (as) berkata: “'Ujub adalah
pancaran kebodohan.
Cara Menghindari Sifat Ujub Dalam Diri
Bersikap waspada, cermat mengkritik diri
sendiri, dan saksama menganalisis niat dan tindakannya. Ia harus dengan tulus
memohon kepada Tuhan untuk menganugerahinya wawasan akan kesalahannya dan kelemahan
sendiri.
Ingatlah bahawa hidup, pengetahuan, kekuatan,
dan pencapaian yang lainnya adalah bayangan dari sifat-sifat Tuhan. Setiap
perbuatan baik, penghambaan, bakat, dan kesempatan terjadi karena anugerah dan
restu-Nya. Tanpa izin-Nya, tidak ada mahluk apa pun yang mampu melakukan perbuatan
baik.
Menyedari bahawa tidak ada mahluk di permukaan
bumi ini benar-benar sanggup memenuhi tuntutan penyembahan dan penghambaan
kepada Tuhan. Doa-doa para Rasul dan para awliya mengandung kesaksian akan
pengakuan kegagalan mereka dalam hal ini. Mereka sedar, walau mereka
menggunakan waktu seumur hidup mereka, mereka tetap tidak mampu untuk cukup berterima
kasih atas kasih sayang Tuhan.
Ketika melakukan solat mestilah merenung makna
dari Alhamdulillah (segala puji hanya bagi Allah) dan cubalah untuk mengajar
hatimu bahawa segala kemampuan dan kebaikan yang kau miliki dan segala kebaikan
yang kau lakukan sejauh ini tidak ada nilainya, dan hanya Tuhan lah yang patut
mendapatkan pujian setulusnya bagi segala kebaikan dan bakat yang dilakukan.
No comments:
Post a Comment